Menjadi Orang Sabar
Pada dasarnya setiap kejadian yang terjadi adalah datangnya dari Allah. Kejadian bisa berupa cobaan, peringatan dari Allah karena perbuatan manusia itu sendiri. Semua kejadian itu dapat bersifat negatif ataupun positif tergantung cara kita
menilai permasalahan itu. Kejadian yang datang akan bersifat baik, jika kita
memandang kejadian itu dengan sisi kebaikan dan berfikir kepada hikmah yang terkandung dibalik kejadian itu. Sebaliknya
jika kita memandang dengan sisi tidak baik, maka kejadian itu akan menjadi
tidak baik juga menurut prasangka kita. Kitalah yang membuat baik ataupun tidak baik. Bagaimana kita dapat memandang
suatu kejadian itu bernilai baik? Baca terus tulisan dibawah ini.
Peristiwa, Kejadian, Cobaan
datangnya dari Allah
1. Menilai Peristiwa dan Kejadian dengan
Pikiran Positif merupakan sifat Sabar
Pada dasarnya semua kejadian didunia ini adalah pemberian Allah. Bagi
yang orang-orang berfikir bahwa setiap
kejadian merupakan Rahmat Allah dan mengandung hikmah yang besar dibalik semua kejadian
tersebut. Oleh sebab itu kita sebagai umat manusia yang beriman diperintah agar
sabar dalam mensikapi cobaan yang datangnya dari Allah. Sebagaimana Firman
Allah Yang Maha Agung di dalam Alqur’an yang disampaikan melalui Rasulullah
Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wassalam dengan perantaraan Malaikat Jibril pada
Surah Albaqarah ayat 155 (2:155) yang Artinya “ Dan Kami Pasti akan menguji
kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang sabar. Kemudian umat
manusia juga disuruh oleh Allah agar berserah diri hanya kepada Allah atas
musibah yang menimpanya sebagaimana ayat (2:156) yang artinya “ yaitu orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka berkata “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un (sungguh
kami milik Allah dan kepada Allah lah kami kembali )”.
Ganjaran orang yang sabar dan berserah diri dalam menghadapi musibah
adalah ampunan dosa dan diberikannya
rahmat Allah sebagaimana ayat Albaqarah (2:157) yang artinya "Mereka itulah
yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk”.
Tentunya, selain kita bersabar dalam menghadapi kejadian, musibah,
cobaan yang menimpa kita atau suatu kaum, seharusnya kita memperbanyak Taubat (istighfar)
kepada Allah. Banyak mengingat Allah dengan berdoa dan selalu berzikir
hanya kepada Allah. Inilah Golongan yang mendapat ampunan dan rahmat Allah.
Hubungan beberapa kejadian dengan berfikiran baik atau berfikir positif
jika kita mensikapi suatu kejadian adalah bersikap positif yaitu sikap berserah diri
hanya kepada Allah, karena semua kejadian datangnya dari Allah dan setiap
musibah merupakan akibat dosa-dosa atau kerusakan yang kita perbuat. Ini pertanda
agar manusia selalu mengingat kepada Allah dan meninggalkan dosa-dosa serta serta
kembali kepada jalan Allah dengan cara bertaubat. Allah akan memberikan ampunan dan
rahmat Allah bagi orang yang sabar dan bersyukur sebagaimana Firman Allah diatas. Yakinlah pertolongan Allah sangat dekat bagi orang-orang yang selalu bersyukur dan selalu memuji Allah baik dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang. Allah juga berfirman di dalam Surah Ibrahim 14 ayat 7 "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"."(Q.S.14:7). Demikianlah seperti yang dijelaskan didalam Al-Qur'an tentang cobaan selayaknya kita bersabar dan bersyukur serta mengambil hikmahnya. "Sesungguhnya beserta musibah ada kebaikan". Asy Sharh (94:5). Ini semua sudah janji Allah. Oleh sebab itu jika mengalami musibah sebaiknya kita ambil sikap positif dengan cara sabar, tabah, dan selalu minta ampunan kepada Allah.
Manusia akan terseret kepada persangkaannya sendiri terhadap suatu musibah. Ketika dia berprasangka baik, maka suatu saat dia akan mengalami hal-hal kebaikan yang datang kepadanya. Sebenarnya persangkaan datangnya dari pikiran. Pikiran kita akan meresponnya menjadi perkataan, tindakan dan doa. Doa akan di ijabah oleh Allah. Berprasangka baik terhadap musibah, sama dengan berprasangka baik kepada Allah. Karena setiap musibah datangnya atas izin Allah.
Manusia akan terseret kepada persangkaannya sendiri terhadap suatu musibah. Ketika dia berprasangka baik, maka suatu saat dia akan mengalami hal-hal kebaikan yang datang kepadanya. Sebenarnya persangkaan datangnya dari pikiran. Pikiran kita akan meresponnya menjadi perkataan, tindakan dan doa. Doa akan di ijabah oleh Allah. Berprasangka baik terhadap musibah, sama dengan berprasangka baik kepada Allah. Karena setiap musibah datangnya atas izin Allah.
2. Menilai setiap musibah dengan Negatif merupakan tindakan tercela.
Kebalikan dengan sikap sebelumnya, sikap negatif merupakan tindakan atau respon seseorang terhadap musibah dengan menganggap suatu musibah ataupun suatu peristiwa adalah penghambat, penghalang, kesialan dan sebagainya. Sikap seperti ini sebenarnya merupakan sikap yang tercela dimana kita berprasangka tidak baik kepada Allah dan berputus asa dari rahmat Allah. Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena kita jauh dengan Allah. Jauh dengan Allah menyebabkan seseorang mudah dikuasai oleh pikiran negatif karena kondisi keimanan yang kosong. Sebagaimana Firman Allah Yang Maha Agung di dalam Alqur'an yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu 'Alaihi Wassalam melalui perantaraan Malaikat Jibril pada surah Ar-Ruum yang artinya
" Dan apabila kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu, tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa".(Qs:30:36)
Menghadapi musibah dengan berputus asa serta berfikiran tidak baik terhadap Allah (Su'uzhon) merupakan tindakan tercela sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Hijr yang artinya " Dia (Ibrahim) berkata " Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang yang sesat".(QS 15:56). Sudah jelas bagi kita bahwa ganjaran untuk orang yang dihukumi sesat akibat berputus asa dari rahmat Allah.
Cara yang baik dan tepat jika kita pernah melakukan kesalahan seperti diatas adalah dengan cara bertaubat kepada Allah, memperbaiki diri dengan cara selalu berfikir positif kepada Allah (Husnuzhon). Insya Allah akan diampuni semua kesalahannya. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Hud " Hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubatlah kamu kepada-Nya, niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karuni-Nya kepada setiap orang yang berbuat kebaikan.Dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamata)" (11:3) Kisah Nabi Ayub bisa menjadi bahan renungan kita untuk bersikap positif atas sesuatu yang menimpa kita, sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa yang artinya " Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan yang Maha Penyanyang dari semua yang penyanyang"(21:84). "Maka Kami kabulkan doanya, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembahy Kami (21:87).
Sahabat...mulai sekarang ubah anggapan dan cara pandang kita terhadap musibah, kejadian yang sedang terjadi dalam kehidupan kita dengan cara pandang yang positif. Selalu tampak banyak kebaikan baik cepat ataupun lambat. Karena cara pandang yang baik akan direspon oleh pikiran kita untuk menghasilkan perasaan yang baik, sehingga kata kata yang keluar dari ucapan kita juga yang baik baik. Ucapan adalah do'a. Insya Allah akan dikabulkan.
Salam Sukses.
Comments
Post a Comment